BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Bismilah..

Al - Quran Online dan Tafsiran

Listen to Quran

Wednesday, March 3, 2010

CIRI-CIRI DAN SIFAT ORANG MUNAFIQ atau HIPOKRIT @ TALAM BERTALAM-TALAM

Keadaan orang munafiq ini sangat berbahaya. Maka Allah menyebutkan sifat mereka secara luas dalam berbagai macam cara siasat mereka yang licin dan penakut itu supaya orang muslim menghindari sifat-sifat itu dan juga waspada terhadap orang-orang yang bersifat demikian. Supaya kaum mukminin jangan tertipu oleh siasat dan perangkap mereka. Mereka dengan perbuatan nifaqnya seakan-akan menipu Allah dan kaum mukminin, padahal akibat bahaya nifaq itu hanya akan menimpa diri mereka sendiri, sedangkan mereka tidak merasa dan mengerti yang demikian itu.

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS Al-Baqarah : 9 )
Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka… (QS An-Nisa : 142)

Orang-orang munafiq itu mengaku beriman terhadap Allah dan hari akhir tetapi sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (QS Al-Baqarah : 8 )

Orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin.

Termasuk ciri-ciri orang munafiq yaitu, orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Orang-orang munafiq itu menganggap orang-orang kafir itu mempunyai kekuatan, sehingga mereka mencari kekuatan dan berlindung di sisi orang kafir itu. Orang-orang munafiq lupa bahwa semua kekuatan itu milik Allah.

Allah telah mengancam orang-orang munafiq itu dengan ancaman siksaan yang pedih di hari akhir.

Kabarkanlah kepada orang-orang munafiq bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (QS An-Nisa 138-139)

Orang-orang beriman dihimbau untuk tidak mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Jika tidak ingin mendapat kemudaratan dan jika tidak ingin mendapat siksa dari Allah di hari akhir.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS Ali-Imran : 118 )
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir 
menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? (QS An-Nisa : 144)

Orang-orang munafiq suka duduk bersama-sama orang-orang kafir pada waktu orang-orang kafir itu mengingkari dan mengolok-olok ayat-ayat Allah.
Contoh ciri-ciri orang munafiq yaitu, orang-orang munafiq suka duduk bersama-sama orang-orang kafir pada waktu orang-orang kafir itu mengingkari dan mengolok-olok ayat-ayat Allah. 

Dan jika ditanyakan kepada mereka, tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” 

Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafiq dan orang-orang kafir di dalam Jahanam, (QS An-Nisa : 140 ) 

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS At-Taubah :65)

Sungguh Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafiq itu dan orang-orang kafir di neraka jahannam. Jadi nifaq itu termasuk dosa besar karena mendapat ancaman khusus dari Allah yaitu dimasukkan ke dalam neraka jahannam.

Kita dianjurkan untuk hati-hati agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang meyerupai perbuatan orang-orang munafiq ini, yaitu mengolok-olok agama dan kehormatan agama islam.

Mengolok-olok ini ada dua macam :
Secara nyata (terus terang)
Contoh seperti: ucapan mereka: “Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca Al-Quran ini, orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya, dan lebih pengecut dalam peperangan, atau ucapan-ucapan lain yang bersifat olok-olok.

Secara tidak terus terang
Contohnya banyak tidak terhitung, seperti: mengedipkan mata, menjulurkan lidah, memonyongkan bibir, meremehkan dengan isyarat tangan ketika membaca Kitabullah atau sunnah RasulNya, atau ketika melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.
Orang-orang munafiq kadang di pihak orang mukmin dan kadang di pihak orang kafir.
Orang-orang munafiq adalah termasuk orang-orang opportunistik. Pada waktu kondisi orang-orang mukmin memperoleh kemenangan, berjaya dan mempunyai kekuatan besar, mereka berada di pihak orang-orang mukmin. Hal ini agar harta dan darah mereka aman dan dijamin oleh orang-orang mukmin. Namun tatkala kondisi orang-orang mukmin lemah, tersudut dan kalah, saat itulah muncul watak asli orang-orang munafiq. Mereka ternyata berpihak pada orang-orang kafir. Ternyata orang-orang munafiq itu punya andil dalam kekalahan orang-orang mukmin. Mereka membocorkan rahasia orang-orang mukmin kepada orang kafir, membela orang kafir dari orang mukmin. Jika orang munafiq berperang di pihak orang mukmin mereka berperang tidak sepenuh hati.

(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: “Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?” Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (QS An-Nisa : 141)

Jika orang-orang munafiq itu bertemu dengan kaum mukminin, mereka berpura-pura beriman. Tetapi juka mereka telah kembali ke pemimpin dan tokoh mereka, kelompok, aliran dan jaringan atau aliansi mereka, orang-orang munafiq itu mengatakan “kami setia dan tetap sependirian dengan mereka, kami hanya mengolok-olok kaum mukminin”. Mereka hanya mempermainkan orang-orang mukminin.
Sesungguhnya Allah akan membalas olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.

Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman.” Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”.
Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. (QS Al-Baqarah : 14-15)

Orang-orang munafiq suka mengejek orang-orang beriman sebagai orang-orang bodoh
Orang munafiq selalu merasa lebih bijaksana dan lebih modern dari orang-orang mukmin lainnya. Sebab mereka tidak mempunyai keyakinan dan selalu ragu, karena itu orang munafiq meragukan ajaran nabi Muhammad, meragukan al Qur’an, sunnah Rasul, meragukan hari akhir dan meragukan takdir Allah.

Orang munafiq menganggap tiap-tiap orang yang percaya dan yakin terhadap agama itu bodoh, tidak maju fikirannya, kolot, fundamentalis, konservatif, susah diajak maju, ketinggalan jaman dan julukan-julukan jelek lainnya.

Padahal keraguan mereka terhadap ajaran Allah melalui rasulNya itulah kebodohan dan kesesatan yang jelas, tetapi mereka tidak mengetahui, tidak merasa, tidak sadar terhadap kesesatan dan kebodohan yang mencolok itu. 

Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman”, mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (QS Al-Baqarah : 13)

Riya dalam beribadah kepada Allah dan tidak mau mengingat Allah atau berdzikir kecuali hanya sedikit.

Ciri dan sifat orang munafiq lainnya yaitu riya dalam beribadah kepada Allah dan tidak mau mengingat Allah atau berdzikir kecuali hanya sedikit.

… Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS An-Nisa : 142)

Orang-orang munafiq itu takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu)

Salah satu ciri dan sifat lainnya dari orang munafiq yaitu ketika mereka diwajibkan berjihad atau berperang di jalan Allah, tiba-tiba orang-orang munafiq itu takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu).

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!” Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafiq) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun. (QS An-Nisa : 77)

Orang-orang munafiq menganggap jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan ini dari sisi Allah dan jika mereka ditimpa keburukan, nereka mengatakan ini dari Nabi Muhammad .Orang-orang munafiq menganggap jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan ini dari sisi Allah dan jika mereka ditimpa keburukan, mereka mengatakan ini dari Nabi Muhammad. Padahal kebajikan apapun yang diperoleh itu adalah dari sisi Allah dan keburukan apapun yang menimpamu itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafiq) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? 

Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS An-Nisa 78-79 )

Orang-orang munafiq hanya taat sesaat saja, pada kesempatan lain mereka mengatur siasat.

Mereka hanya taat sesaat saja, tapi pada kesempatan lain mereka mengatur siasat mengambil keputusan lain dari yg telah mereka katakan tadi.

Dan mereka (orang-orang munafiq) mengatakan: “(Kewajiban kami hanyalah) taat”. Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung. (qs An-Nisa : 81)

Orang-orang munafiq langsung menyiarkan kabar tentang keamanan maupun ketakutan tanpa mengabarkan dulu pada pemerintah/penguasa
Bila ada kabar sampai kepada orang munafiq suatu berita tentang keamanan atau ketakutan, mereka langsung menyiarkannya. Menyebarkannya kesana-kemari. Padahal jika mereka menyerahkannya kepada pemerintah/penguasa, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenaran (akan) dapat mengetahuinya (secara resmi) dari pemerintah/penguasa. Pemerintah tentunya akan dapat menetapkan kesimpulan (istimbat) dari berita itu.

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (QS An-Nisa : 83)

Orang-orang munafiq suka mencela tentang (pembagian) sedekah (zakat)
Orang-orang munafiq suka mencela tentang pembagian sedekah/zakat. Jika mereka diberi bagian, mereka bersenang hati dan jika tidak diberi bagian, tiba-tiba mereka marah.

Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat; jika mereka diberi sebahagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. (QS at-Taubah 58 )

Orang-orang munafiq pandai bicara dan mengagumkan, tapi sebenarnya isi di dalamnya kosong.

Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? (QS Al-Munafiqun : 4)

Orang-orang munafiq bersedih jika kaum mukminin memperoleh kebajikan dan bergembira jika kaum mukminin memperoleh bencana. 

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (QS Ali-Imran : 120 )